EFEKTIVITAS KELOR (Moringa oleifera lamk.) DALAM MENCEGAH DIABETES MELITUS

Posted: 26 November 2012 in Catatan Septi

Gambar

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang paling lazim diderita. Diabetes menyerang sekitar 135 juta orang di dunia pada tahun 1995, dan prevalensinya diperkirakan meningkat menjadi 300 juta pada tahun 2025 [1]. DM berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan sumber daya manusia. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi juga terhadap sistem kesehatan suatu negara [2]. Berdasarkan analisis data dari Poliklinik Diabetes di seluruh Indonesia, diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia pada tahun 1994 adalah 2,5 juta jiwa. Diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi DM di Indonesia mencapai 21,3 juta orang [3]. Oleh karena itu DM tercantum dalam urutan keempat prioritas penelitian nasional untuk penyakit degeneratif setelah penyakit kardiovaskuler [4].

Berbagai penelitian mengenai epidemiologis diabetes telah di lakukan di seluruh dunia. Penelitian di Saudi Arabia menyatakan bahwa prevalensi DM sebesar 18,2% dan termasuk negara dengan kejadian DM tertinggi [5]. Di Amerika Serikat terdapat 26.9% penderita DM pada usia 65 tahun, dan 1.9 juta orang didiagnosis menderita DM di usia 20 tahun [6]. Di indonesia sendiri, dari beberapa penelitian epidemiologis hingga tahun 2000 didapatkan angka kejadian DM rata-rata 1,5%, kecuali di beberapa daerah yang angkanya dapat mencapai 6,1% [2]. Berdasarkan angka ini diperkirakan pada tahun 2020 jumlah penderita DM di Indonesia akan meningkat sebesar 86-136% [2].

Salah satu faktor penyebab kejadian DM adalah gaya hidup.Peningkatan kesejahteraan masyarakat berdampak terhadap perubahan gaya hidup [7]. Adanya urbanisasi yang mengadopsi gaya hidup barat, telah dicurigai sebagai penyebab ditinggalkannya gaya hidup tradisional oleh masyarakat di negara-negara berkembang [8]. Gaya hidup tradisional dicerminkan dengan aktivitas fisik yang teratur disertai dengan konsumsi makanan berserat tinggi, seperti sayuran dan buah-buahan [9,10,11,12]. Makanan instant yang menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat yang terpapar dengan kehidupan modern. Padahal makanan tersebut tidak mengandung komposisi zat gizi sebagaimana yang dibutuhkan tubuh [7]. Studi epidemiologis menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang rendah dan obesitas akan meningkatkan risiko resistensi insulin dan DM tipe 2 [10,13,14], ditambah dengan faktor genetik dan faktor lingkungan. Penelitian oleh Frank et al [15] menyimpulkan bahwa DM tipe 2 dapat dicegah dengan gaya hidup yang lebih sehat. Michael, et al [16] menyatakan bahwa intervensi perubahan gaya hidup dapat menurunkan insiden DM tipe 2. Selain itu, konsumsi serat makanan yang berbeda-beda juga dapat menurunkan faktor risiko yang berhubungan dengan metabolik sindrom, diabetes, dan obesitas [17,18].

DM tipe 2 merupakan tipe diabetes yang paling umum diderita, sekitar 90-95% pada seluruh pasien diabetes, dan paling umum diderita pada masyarakat diatas usia 45 tahun yang mengalami kelebihan berat badan. Konsekuensi dari peningkatan obesitas di usia muda, akan menyebabkan DM menjadi sering pada anak-anak dan dewasa muda. Pada DM tipe 2, pankreas menghasilkan insulin yang adekuat untuk metabolisme glukosa, akan tetapi tubuh tidak dapat memanfaatkannya secara efisien. Seiring waktu, produksi insulin akan menurun dan terjadi peningkatan kadar gula darah. Pasien DM tipe 2 tidak membutuhkan pengobatan insulin untuk tetap hidup, meskipun hingga 20% pasien dengan insulin untuk mengontrol kadar gula darah [19]. Banyak penelitian menunjukkan bahwa DM tipe 2 disertai dengan kerusakan biomolekul dalam tubuh. Diabetes menghasilkan gangguan profil lipid, terutama peningkatan kerentanan terhadap lipid peroksidasi. Peningkatan stres oksidatif pada pasien DM telah diamati, yaitu dengan produksi radikal bebas yang tinggi [20]. Stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas berhubungan dengan penyakit pembuluh darah pada pasien DM [21]. Total antioksidan seperti vitamin C dan vitamin E ditemukan rendah pada pasien DM [22]. Pencegahan bahaya stres oksidatif memainkan peran penting pada diabetes dan komplikasinya yang diakibatkan oleh lipid peroksida [23].

Moringa oleifera atau di Indonesia dikenal dengan daun kelor merupakan salah satu sayuran berdaun hijau yang kaya akan mikronutrien dan antioksidan [20].Moringa oleifera memiliki potensi besar, bukan hanya karena murah tetapi memiliki banyak manfaat.  Moringa oleifera mengandung konsentrasi vitamin A, C, B kompleks, besi, kalsium, dan protein yang tinggi, serta tinggi asam amino esensial [24]. Di Indonesia, daun dan buah Moringa oleifera digunakan sebagai hidangan dan belum banyak dieksploitasi [24]. Di beberapa negara, Moringa oleifera digunakan untuk mengobati beberapa penyakit yang biasanya muncul di daerah tropis, seperti kejang, diare, sebagai diuretik dan kelumpuhan, epilepsi, dan gangguan syaraf [25], mengobati batu ginjal, rematik, diabetes [26]. Moringa oleifera telah diketahui efek farmakologi dengan baik untuk mengobati DM [27]. Fitokimia dari ekstrak Moringa oleifera antara lain flavonoid, tannin, antrakuinon, alkaloid, triterpenoid, saponin, dan rendah gula [26]. Aktivitas hipoglikemia dan antihiperglikemia dari daun Moringa oleifera diduga karena adanya terpenoid, yang terlibat dalam stimulasi sel β-pankreas dan pra-pembentukan insulin. Salah satu atau lebih kandungan kimia lain dari tanaman ini, khususnya flavonoid juga diduga memiliki peran penting dalam aksi hipoglikemia [27]. Penelitian mengenai efektivitas kelor terhadap DM ini masih jarang dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, ke depan diharapkan lebih banyak bukti empiris yang menjelaskan efektivitas kelor dalam mencegah DM, serta zat aktif yang terkandung dalam kelor yang dapat menurunkan kadar gula darah.

Referensi

  1. King H, Aubert RE, Herman WH. Global burden of diabetes 1995–2025: prevalence, numerical estimates, and projection. 2004; Diabetes Care 21 (9): 1414–1431.
  2. Amma NR. Efek Hipoglikemik ekstrak daun murbei terhadap kadar glukosa darah tikus DM. (thesis). 2009. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
  3. Hartono A. 2006 Terapi Gizi dan Diet rumah Sakit. Buku Kedokteran. Jakarta: ECG.
  4. Tjokroprawiro A. Diabetes melitus: Klasifikasi, Diagnosis, dan Terapi. 2001. Edisi Ketiga Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  5. Al-Baghli N A, Al-Ghamdi A J, Al-Turki K A, Al Elq A H, El-Zubaier A G, Bahnassy A. Prevalence of diabetes mellitus and impaired fasting glucose levels in the Eastern Province of Saudi Arabia: results of a screening campaign. 2010.Singapore Med J 2010; 51(12) : 923.
  6. Anonym. National diabetes statistic 2011. US Department of health and human services. [http://diabetes.niddk.nih.gov/dm/pubs/statistics/] (online). Diakses pada 25 April 2012.
  7. Jafar N. Sindroma metabolik di Indonesia potret gaya hidup masyarakat perkotaan. Yogyakarta: Penerbit Ombak; 2011.
  8. William KM, Zachary MN, Eva WN, Eva WM. Knowledge, attitude and practices related to diabetes among community members in four provinces in Kenya: a cross-sectional study. 2010. J. Chem. Pharm. Res., 2010, 2(6):7-25.
  9. Carolyn L, Mandeep U. Canadian Diabetes Association National Nutrition Committee Clinical Update on Dietary Fibre in Diabetes: Food Sources to Physiological Effects. 2010. CANADIAN JOURNAL OF DIABETES. 2010;34(4):355-361.
  10. Beth NH, Eva E, Andrew G, Martijn V, Laurence NK, Gertraud M. Dietary Fiber, Magnesium, and Glycemic Load Alter Risk of Type 2 Diabetes in a Multiethnic Cohort in Hawaii. 2009. The journal of nutrition. J. Nutr. 140: 68–74.
  11. Muhammad UK. Lifestyle Modification in the Prevention of Type II Diabetes Mellitus. 2012. Oman Medical Journal (2012) Vol. 27, No. 2: 170-171.
  12. Matthew B. Part 3: dietary and lifestyle factors in the management of type 2 diabetes mellitus. 2007. Journal of the Australian Traditional-Medicine Society 2007:13(2):89—92.
  13. Jaakko T, Jaana L, Johan GE, et al. Prevention of Type 2 Diabetes Mellitus by Changes in Lifestyle among Subjects with Impaired Glucose Tolerance. 2001. N Engl J Med 2001; 344:1343-1350.
  14. Ronald CP. Physical Activity in the Management of Diabetes: Population-based Perspectives and Strategies. 2006. CANADIAN JOURNAL OF DIABETES. 2006;30(1):52-62.
  15. Frank TT, Hamalainen H, Ilanne-Parikka P, et al. Diet, lifestyle, and the risk of type 2 diabetes mellitus in women. 2001. N Engl J Med 344:1343–1350.
  16. Michael KB,Kylie S, Bradley L, et al. Behavioral strategies in diabetes prevention programs: A systematic review of randomized controlled trials. 2011. Diabetes research and clinical practice 91 (2011)1-12.
  17. Slavin J, Green H. Dietary fibre and satiety. Nutr Bull. 2007; 32 (suppl 1): 32-42.
  18. Galisteo M, Duarte J, Zarzuelo A. Effects of dietary fibers on disturbances clustered in the metabolic syndrome. J Nutr Biochem. 2008;19:71-84.
  19. Bayu AT, Rodiyatul FS, Hermansyah. An Early Detection Method of Type-2 Diabetes Mellitus in Public Hospital. 2011. TELKOMNIKA, Vol.9, No.2, August 2011, pp. 287~294.
  20. V.Veeranan Arun GIRIDHARI, D. MALATHI, K. GEETHA. Anti diabetic property of drumstick (Moringa oleifera) leaf tablets. 2011. Int J Health Nutr 2011 2 (1): 1-5.
  21. Giugliano D, Ceriello A, Paolisso G. Oxidative stress and diabetic vascular complications. 1996. Diabetes Care 19 (3): 257-267.
  22. Maxwell SRJ, Thomason H, Sandler D, et al. Antioxidant Status in Patients with Uncomplicated Insulin-Dependent and Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus. 1997. European Journal of Clinical Investigation 27 (6):484-490.
  23. Stanely MP, Menon VP. Antioxidant action of Tinospora cordifolia Root extract in alloxan diabetic rats. 2001. Phytotheraphy Research 15 (3): 213-218.
  24. Sri K, Masdiana P, Suprayogi, Vitta RP. Encapsulation of Lactobacillus sp. with Moringa oleifera leaves extract for food supplement. 2011. International Research Journal of Agricultural Science and Soil Science (ISSN: 2251-0044) Vol. 1(7) pp. 273-277.
  25. J.A. Tende, I. Ezekiel, A.A.U. Dikko, et al. Effect of Ethanolic Leaves Extract of Moringa oleifera on Blood Glucose Levels of Streptozocin-Induced Diabetics and Normoglycemic Wistar Rats. 2011. British Journal of Pharmacology and Toxicology 2(1): 1-4, 2011.
  26. SIXL-DANIELL, KARIN, PROF. SIXL, W., et al. On the use of Moringa oleifera as a medicinal plant in India and the Philippines. 2011. EGÉSZSÉGTUDOMÁNY, LV. ÉVFOLYAM, 2011. 3. SZÁM.
  27. Manohar VS, T. Jayasree, K. Kiran Kishore, et al. Evaluation of hypoglycemic and antihyperglycemic effect of freshly prepared aqueous extract of Moringa oleifera leaves in normal and diabetic rabbits. 2012. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 2012, 4(1):249-253.
Komentar
  1. ambar berkata:

    referensi anda hampir sama dengan proposal saya..trimakasih

Tinggalkan komentar